Rabu, 26 November 2008

Pertambakan Indonesia

Indonesia adalah kepulauan yang disatukan oleh lautan. Dengan melihat letak geografis, Indonesia seharusnya mampu menjadi produsen terbesar udang windu dunia. Tapi sayang pemanfatan lahan pertambakan kurang bisa optimal, akibatnya terjadilah penurunan hasil panen.

Dengan adanya penelitian dilapangan yang dilakukan secara intensif ternyata ada banyak hal yang mendukung penurunan hasil produksi tersebut :
  • Terjadinya Pencemaran Air Laut Terhadap Lahan TAmbak
Kurang diperhatikannya kondisi air laut saat sirkulasi, menyebabkan kandungan limbah (industri maupun rumah tangga) dengan konsentrasi yang cukup tinggi mengendap dalam tambak. Sehingga lahan menjadi rusak/busuk dan air tidak stabil. Dalam jangka waktu tertentu apabila pengolahan dan pembuangannya tidak diatur maka dalam beberapa waktu ke depan, ekosistem tambak akan hancur.

Kondisi ini akan terus-menerus terjadi jika konsep pertanian organik tidak segera diterapkan di masyarakat.

Sebagian petambak kita menggantungkan keberhasilan melalui bahan-bahan kimia untuk sterilisasi air, membunuh kepiting, udang liar, ikan atau plankton yang berlebihan. Dalam jangka panjang pemakaian bahan-bahan ini akan mengakibatkan kerusakan tanah dan akanmembutuhkan waktu serta dana yang cukup besar untuk merehabilitasi lagi. Dan hal ini yang kurang disadarai oleh para petambak kita.
Pestisida mengandung unsur kimia buatan yang sangat tinggi, sehingga pemakaian pestisida yang tidak sesuai dengan dosis akan menimbulkan residu yang cukup tinggi, pada akhirnya lahan menjadi gersang dan larutan kimia tersebut menjadi gumpalan yang akan susah diuraikan, pada akhirnya tingkat pencemaran lahan, air semakin tinggi.
  • Menurunnya Daya Dukung Lahan (carrying capacity) Secara Terus menerus.
Pemaksaan / eksploitasi lahan secara terus menerus
Pengolahan lahan tambak yang kurang bagus, khususnya pada saat persiapan lahan
  • Iklim yang Tidak Menentu
Dengan iklim yang tidak menentu, curah hujan yang tinggi dan tingkat kemarau yang panjang jika tidak dikelola secara baik dan bersungguh-sungguh, akan mengakibatkan udang budidaya stres dan akhirnya mati sebelum siap panen.
  • Kepadatan Benur Yang Terlalu Tinggi
Dengan harapan dapat meningkatkan produksi tanpa memperhatikan luas areal lahan menyebabkan perubahan ekologi fitoplankton, peningkatan sendimentasi, perubahan produktifitas dan struktur komunitas bentos.

Benur merupakan faktor penting dalam mendorong keberhasilan budi daya udang windu. Jika ada 100% faktor pendukung keberhasilan dalam budidaya, maka benur memegang peranan sebanyak 50 %.


Dengan adanya berbagai masalah tersebut di atas tentunya dibutuhkan pemikiran dantindakan nyata untuk menyelesaikannya. Disini CV.Wahid Agency memberikan alternatif solusi dengan teknologi dibidang nutrisi udang dan ikan yaitu dengan menghadirkan produk bernama Fishery Energy Plus (FE Plus) yang bertujuan agar usaha pertambakan dapat lebih Efektif ( mampu menaikan produksi secara kualitas dan kuantitas) dan Efisien ( mampu memberikan kenaikan keuntungan ekonomi) serta mempercepat masa panen dan dengan teknologi aplikatif yang mudah dan dimengerti oleh para petambak.

Tidak ada komentar: